Rabu, 25 Januari 2023

Tiga Bocah Nakal

 

TIGA BOCAH NAKAL

Penulis: Nurhalis Ali

 

 

Ini merupakan kisah seorang anak nakal desa bersama kawan-kawan nya yang sangat indah jika di baca dengan seksama di dalam cerpen ini. Ingin sekali penulis tuangkan kisah-kisah nya di waktu kecil. Sekarang yuk!  kita baca kisah nya.

Pagi itu matahari terbit dari ufuk timur desa Umera , sinarnya yang begitu hangat membuat orang-orang harus bangun awal untuk melakukan aktivitas sehari-hari nya. Di desa tersebut di tunjukkan ada sebuah sederhana yang terbuat dari papan dan atap nya terbuat dari daun sagu yang sudah di anyam menjadi atap. Di dalam rumah tersebut terdapat empat orang anak dan kedua orang tua mereka.Saat itu terdengar dari dapur sang ibu berteriak membangunkan anak-anak nya , semua anak nya bangun kecuali seorang anak yang masih nyenyak dalam tidurnya.

  Ibu Raodah: Alii bangun su[1] pagi ini.! “ Teriak ibu dengan suara yang keras dengan menggunakan logat khas Maluku Utara.” Ya betul... Anak itu bernama Ali, dan ibu nya bernama ibu Raodah.

 

Ali tetap saja terjaga dalam tidurnya , dengan beralaskan tikar dan  bantal gululng yang tertahan erat di pelikan nya. Ibu Raodah yang begitu sabar pun membangunkan ali yang kedua kali nya.

Ibu Raodah:  Ali bangun su pagi ini.!

Ali pun bangun ketika ibu nya memanggilnya yang kedua kalinya, lalu kemudian mandi untuk persiapan berangkat ke sekolah.”

Suasana pagi itu masih terasa dingin masyarakat di kampung kampung ini sudah melakukan aktivitas sehari-harinya. Ali juga pun langsung mandi untuk bergegas keb sekolah, air sumur pagi itu begitu dingin hingga membuat ali harus berhenti mandi dengan cepat.

Seusai mandi, Ali bergegas mengenakan pakaian kebangaannya  yaitu pakaian merah putih. Warna merah yang melambangkan darah dan putih melambambangkan tulang itulah yang diajarkan guru-guru Ali di sekolah. Kemudian setelah itu Ali pun sarapan pagi yang sudah disiapkan ibu Raodah, nasi dan ikan goreng membuat suasana pagi itu makin lengkap hinnga Ali makan begitu lahap sehingga Ali merasa makanan yang di buatkan ibunya itu merupakan makanan terenak sedunia. Setelah makan Ali lansung berpamitan kepada ibu nya untuk berangkat ke sekolah.

               Ali: “Mama ali pigi sekolah dulu eee”[2] Teriak Ali kepada ibu Raodah, lalu mencium tangan ibu nya.

Ibu Raodah: Iyo hati-hati di jalan deng[3] jangan manakal di sekolah. Nasihat dari Ibu Raodah    kepada Ali

 

Jalanan di Desa Umera pagi itu di penuhi oleh anak sekolah dari mulai anak TK, SD, dan juga SMP yang sangat bersemangat untuk menimbah ilmu dari guru-guru mereka di sekolah. Sesampai di sekolah SD NEGERI Umera Ali langsung masuk ke kelasnya tepatnya di kelas 4 yang di dalamnya terdapat 13 orang siswa. Ketika masuk Ali melihat pemandangan yang tidak biasa yaitu ada dua orang yang lebih dulu datang daripada nya, mereka berdua adalah sahabat dekat nya yaitu Wahid dan Armin.

Wahid dan Armin adalah adalah siswa yang paling sering terlambat, oleh karena itu Ali langsung merasa heran ketika mereka lebih dulu datang daripada nya. Saat melihat mereka berdua Ali langsung melambaikan tangan dan memberi salam

Ali: ”Assalamualaikum ngoni dua datang cepat sampe , biasannya datang paling terlambat sudah.”[4]

Armin:  “Iyo to, sa deng  [5]wahid su janjian jadi.”

Wahid: “ Iyo Ali sa deng dia su janjian, biar tong dua tara terlambat terus.”

Ali: “ Oooo bagus itu, biar ada peningkatan to.”

Sebenarnya Armin dan Wahid datang lebih awal karena ada rencana yang akan mereka lakukan dan mereka berdua berkeinginan untuk mengajak Ali. Kemudian mereka berdua memanggil Ali untuk mendekat lalu berkata.

Wahid: “Ali ko mau ka tidak, sebentar kalau pulang sekolah tong  tiga naik ko pe tete [6]pe kalapa ayo.”

Ali: “Ayoo. Tapi nanti sapa yang nae[7]? Ali bertanya kepada kedua teman nya itu

Armin: “Biar saya saja yang naik nanti ngoni dua yang jaga di bawah, biar kalau ada yang datang ngoni dua kase tahu.

“Ali dan Wahid menjawab dengan bersamaan.”

Ali & Wahid: Ok.  

Tak terasa sudah 15 menit mereka berbincang-bincang tentang  rencana mereka, murid-murid satu per satu masuk ke dalam kelas, lalu terdengar bel tanda belajar di mulai. Para murid sangat bersemagat dalam proses pembelajaran di sekolah begitupun juga dengan tiga bocah ini yang sudah tak sabar untuk pulang sekolah dan melaksanakan rencana mereka.

Akhirnya waktu yang mereka tunggu-tunggu telah tiba , bel tanda pulang telah berbunyi. Murid-murid SD NEGERI Umera langsung pulang ke rumah nya masing-masing, terkecuali tiga bocah ini. Mereka bertiga langsung ke tempat yang dituju dengan tetap menggunakan baju merah putih karena mereka tidak langsung pulang ke rumah.

Tak berselang lama mereka berjalan ke tempat eksekusi maka sampailah mereka kemudian Ali berkata kepada Armin.

Ali: “Naik sudah Armin! Karna jangan sampai sa pe tete datang tiba-tiba.” Kata Ali dengan cemas.

Armin: Iyo Ali

Teman Ali ini sangat mahir dalam mengeksekusi kelapa, baik itu naik nya, cara potong nya dan berbagai keahlian lainnya, karena sejak kecil dia sudah dibiasakan oleh keluargannya berkerja keras. Badannya yang agak sedikit kurus membuat dia begitu gesit saat memanjat, tiga buah kelapa langsung di jatuhkan nya dengan begitu mudah. Begitu selesai memanjat Armin segera turn dari atas pohon kelapa lalu bertanya.

Armin: Bagaimana tiga cukup to?

Ali & Wahid: Cukup-cukup. Jawab Ali dan Wahid bersamaan.

Setelah mereka makan buah kelapa dengan begitu lahapnya, tiba-tiba sesuatu yang tidak mereka inginkan terjadi muncul. Kakek Ali datang dengan membawa parang yang tajam mengkilat membuat Ali dan kedua temannya itu merasa takut di sertai gugup. Sang kakek lalu bertanya dengan suara yang begitu besar tanda marah.

Kakek: “ Sapa yang suruh  ngoni naik kelapa ini?

Sang kakek terus memarahi tiga bocah ini , karena mereka naik pohon kelapa tanpa minta izin pada kakek. Ketiga bocah ini tidak bisa menjawab dan hanya bisa diam dengan kepala tertunduk.  Lalu dengan tersenyum kakek lalu memberikan mereka sebuah nasehat yang akan selalu mereka ingat.

“ Kalian ini masih muda tara boleh ambe barang yang bukan milik nya kalian , walaupun itu punya tete nya kalian atau keluarganya kalian , harus tetap minta izin sama pemiliknya, karena didalam syariat islam orang yang mencuri itu di potong tangan nya ingat itu bae-bae.”

Ketiga bocah ini merasa sangat bersalah atas apa yang sudah mereka lakukan lal meminta maaf sama kakek dan mereka berjanji untuk tidak mengulanginya lagi

Kakek: “Sudah-sudah kali ini tete kase maaf tapi ngoni tara boleh ulang lagi, sekarang ngoni bale sudah di rumah masing-masing karna jangan sampe ngoni pe orang tua cari.”

Ketiga bocah ini mencium tangan kakek lalu pulang ke rumah masing-masing.

 

 

Selesai..



[1] Sudah

[2] “Mama Ali pergi ke sekolah dulu ya.”

[3] Dengan

[4] Kalian berdua datang cepat ya, biasanya datang paling terlambat

[5] “Iya saya dengan

[6] Kakek

[7] Siapa yang naik?

Minggu, 22 Januari 2023

Papeda

 Assalamualaikum... Sobat pembaca yang budiman kalau kita mau ngomongin soal makanan. Makanan apa sih, yang enak di makan saat berada di daerah indonesia timur?

Nah disini saya akan memperkenalkan kepada para pembaca tentang suatu kuliner yang sangat khas di indonesia timur. Ya betul ini adalah 'Papeda' .

                   
                                                                 Sumber: Batamtoday.com                  



Papeda merupakan makanan khas yang berada di indonesia timur khususnya di Papua, Maluku, Maluku Utara, NTT, dan NTB. Makanan ini biasanya di santap ketika acara resmi, misalnya pernikahan, gotong royong, penyambutan tamu guna untuk memperkenalkan makanan khas daerah ini.


Makanan khas ini terbuat dari sagu 100% yang mana sagu juga merupakan makanan pokok daerah, yang berada di indonesia timur. Biasannya makanan ini dicampur dengan ikan yang berkuah untuk lebih menciptakan rasa yang enak.

Cara pembuatannya juga sangat simpel. Berikut ini tata cara membuat dan bahan-bahannya.

   Resep Papeda:

  •  Siapkan setengah Kg sagu mentah / tepung sagu. 
  •  Siapkan 3/4 Liter air yang panas
  •  Siapkan 2/3 Jeruk nipis
  •  Siapkan juga 1 sdt garam

Alat:

  • Panci ukuran sedang
  • Baskom ukuran sedang
  • 1 buah sendok yang dibuat dari kayu 
  • 1 buah saringan 

Cara membuat Papeda:

1. Rebus air sampai mendidih. Sementara siapkan sagu dibaskom atau piring mangkok dan diberi perasan jeruk, garam, dan air dingin secukupnya. Aduk sagu cair lalu disaring.

2. Jika air sudah mendidih siram air ke sagu yang sudah disiapkan sambil diaduk sampai masak, hingga berbentuk seperti jeli. 

3. Papede siap disajikan dengan sayuran dan lauk pauk. 


                     #Selamat Mencoba#